Banyak orang yang menganggap Yogyakarta sebagai tempat untuk pulang, terutama bagi mereka yang pernah menjadikan kota ini sebagai tempat perantauan. Tapi tak hanya rumah, Jogja jugalah surga tempat wisata. Ada seabreg destinasi tersembunyi yang bisa kamu sambangi di propinsi yang terletak di bagian tengah-selatan Pulau Jawa ini. Dari cave tubingdi Kalisuci hingga terjun mencebur dinginnya air di Curug Indah, liburan di Jogja memang melahirkan kesan tak tergantikan.
Jogja juga sanggup memuaskan keinginan kamu yang satu ini: belanja! Ya, kamu tak perlu menjejakkan kaki ke mal-mal mahal di kota-kota besar untuk menemukan pengalaman berbelanja yang berharga. Jogja menawarkan segalanya, dari kerajinan kulit berkualitas tinggi hingga pakaian jadi dengan jahitan rapi yang bisa kamu dapatkan di bawah Rp. 100.000.
Mana aja sih yang menjadi surga wisata belanja di Kota Gudeg? Simak sama-sama yuk!
1. Surga belanja pertama sudah pasti Malioboro, tempat para pedagang menjajakan barang sepanjang jalan yang ratusan meter panjangnya.
Siapa yang gak kenal Malioboro? Ruas jalan yang menjadi ikon Yogyakarta ini bakal jadi tempat pertama yang kamu singgahi ketika sampai di Kota Gudeg ini. Di sinilah jantung aktivitas kota Jogja berdenyut, di mana masyarakat Jogja berbaur dengan wisatawan.
Dari Stasiun Tugu sampai seberang Pasar Beringharjo, sepanjang jalan ini dipenuhi oleh jejeran toko, pusat perbelanjaan, sampai pedagang yang berjualan di emperan. Barang yang dijajakan pun sangat beragam, mulai dari batik, kaos, aksesoris, sampai tukang tato temporer. Yang jelas, menyusuri emperan toko di Malioboro untuk mencari oleh-oleh atau sekadar cuci mata bakal menjadi pengalaman yang menyenangkan buatmu.
2. Jangan lupa sambangi ujung selatan Malioboro. Kamu akan menemukan Pasar Beringharjo, tempat kamu bisa membeli batik atau kemeja dengan harga Rp. 60.000 saja.
Puas menyusuri emperan Malioboro, belok aja ke Pasar Beringharjo yang masih terletak di kawasan yang sama. Pasar tradisional ini usianya hampir sama dengan Kraton Yogyakarta yang berdiri sejak 1758. Selama berabad-abad, kawasan ini mejadi pusat ekonomi kota Jogja sampai menjadi pasar yang kamu kenal sekarang ini.
Di pasar ini, kayaknya hampir semuanya ada deh. Mulai dari aneka macam kain dan busana batik, jajanan pasar, bahan makanan, jamu-jamuan, gadget, sampai barang-barang antik dan pakaian dalam. Apalagi, semua ini masih bisa kamu tawar dengan harga lebih rendah, lho. Bahkan kamu bisa mendapatkan kemeja jadi berjahitan rapi dengan harga Rp. 60.000 saja!
3. Punya niat membeli onderdil motor, pakaian bekas, hingga berbagai barang antik? Mampir dulu ke pasar “maling”!
Ada yang bilang Pasar Klithikan itu pasar “maling”. Konon, kalau barangmu hilang di seputaran kota Jogja, kamu bisa menemukannya di pasar ini. Tapi, anggapan itu gak benar, pedagang di sini bukan penadah, kok. Jadi, jangan harap cinta kamu yang lenyap bakal ketemu di sini. Hehehe.
Pasar Klithikan yang terletak di Pakuncen, Wirobrajan, ini adalah hasil relokasi. Dulunya, pasar ini adalah pasar tumpah yang buka tiap malam di Jalan Mangkubumi. Di pasar ini, kamu bisa menemukan beragam barang-barang bekas dan baru, seperti onderdil dan aksesoris kendaraan bermotor, barang-barang antik nan jadul, pakaian, serta ponsel baru dan bekas, mulai dari yang keluaran terbaru sampai yang lawas. Kalau kamu penggemar motor tua, pasti suka berburu onderdil antik di sini.
4. Gak perlu pusing mencari fashion item berbahan kulit. Ada Manding, pusat kerajinan kulit di daerah selatan Yogyakarta.
Kamu suka berburu fashion item berbahan kulit? Datang aja ke desa wisata kerajinan kulit Manding yang terletak di Jalan Parangtritis KM 11, Bantul. Di sini, kamu bisa menemukan bermacam produk fashion yang terbuat dari kulit, seperti tas, sepatu, dompet, jaket, ikat pinggang, sampai pernak-pernik seperti gantungan kunci dan pigura. Harganya sendiri dibanderol antara Rp. 70.000 hingga Rp. 1.000.000.
Harga produk-produk kulit ini gak semahal di mal. Apalagi, kamu masih bisa ngenyang alias menawar harganya. Gak heran kalau tempat ini menjadi tujuan pemburu produk kulit, karena selain lebih murah, mutunya juga gak kalah sama yang bermerk. Selain wisata belanja, kamu juga bisa mengintip proses pengolahan dan pembuatan produk berbahan kulit yang dilakukan oleh pengrajin.
5. Jika ingin mempercantik rumahmu, jangan lupa mencari guci, kaca, patung ukiran, dan hiasan dinding di Kasongan.
Kawasan Kasongan sangat terkenal di kalangan wisatawan sebagai sentra kerajinan gerabah atau keramik. Jadi, sayang banget kalau ke Jogja tapi gak sempat mampir ke galeri seni gerabah yang berderet di tempat ini. Siapa tahu, kamu menemukan guci atau patung yang pas buat mendekor rumah atau kamarmu, atau souvenir buat oleh-oleh.
Sentra kerajinan gerabah yang terletak di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul ini membuat dan menjual benda-benda dari gerabah seperti pot dan guci aneka motif, patung, hiasan dinding, peralatan dapur, furnitur, serta berbagai produk kerajinan lainnya. Penasaran dengan cara pembuatannya? Kamu bisa melihatnya langsung kok!
6. Gak cuma kain yang bisa dibatik! Buktikan sendiri di Desa Wisata Krebet, yang penduduknya bereksperimen dengan media kayu
Kalau kamu mengira kerajinan batik itu cuma menggunakan medium kain, kamu salah besar. Di Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, warganya gak menggunakan media kain untuk membatik, melainkan memakai kayu. Tapi, justru di situ daya tariknya, batik yang digambar di atas kayu oleh pengrajin menghasilkan beragam produk yang unik.
Barang-barang yang dihasilkan sentra kerajinan beraneka ragam. Ada topeng, wayang dan patung kayu, gantungan kunci, cermin, kotak perhiasan, dan masih banyak lagi. Pas banget buat kamu yang lagi nyari souvenir buat oleh-oleh atau pernikahan. Proses pembuatannya juga bisa kamu lihat sendiri, gak jauh beda dengan pembuatan batik kain. Oh iya, pernak-pernik hasil kerajinan batik kayu ini juga sudah merambah pasar mancanegara lho.
7. Di Jogja, keris bukanlah benda mistis dari cerita buku paket Sejarah SMA — tapi barang nyata yang bisa didapat dengan mudahnya
Siapa sih yang gak kenal keris? Senjata tradisional dari Jawa ini sudah terkenal di mana-mana; kamu bisa melihatnya menghiasi film-film silat lokal, upacara adat Jawa, bahkan sampai game dari mancanegara. Nah, di Yogyakarta, sentra kerajinan keris terletak di Desa Banyusumurup, Imogiri, Bantul.
Perajin keris di desa Banyusumurup ini memproduksi bilah keris koden atau keris yang berfungsi sebagai hiasan serta aksesorisnya, seperti warangka (sarung) dan gagangnya. Seni kerajinan keris ini diturunkan oleh Empu Djiwo Diharjo, pemilik sanggar penempa keris yang mendapatkan ilmu turun temurun dari ayahnya. Dari tangan Mbah Djiwo inilah tercipta keris pusaka yang terkenal di kalangan bangsawan dan petinggi dari dalam dan luar negeri.
8. Sebagai kado ultah atau tanda keseriusanmu pada pasangan, hadiahi dirinya dengan aksesoris perak asli Kotagede.
Kalau kamu mencari pusatnya kerajinan perak di Yogyakarta, ya Kotagede tempatnya. Di kawasan yang terletak tenggara kota Yogyakarta ini, berderet sejumlah toko yang menjual hasil kerajinan dari perak. Produk yang dihasilkan umumnya berupa aksesoris seperti cincin, gelang, kalung, sampai souvenir berbentuk binatang, candi, atau wayang.
Jadi, gak perlu bingung, ‘kan, mau ngasih kado apa buat pacar? Apalagi, harga yang ditawarkan di sini tergolong murah. Kamu juga bisa menyaksikan para pengrajin perak bekerja di bengkel mereka sekaligus menngamati proses pembuatan kerajinan perak dari awal sampai finishing.
9. Tak sempat menyambangi tempat di atas satu-satu? Maka berkunjunglah ke Pasar Seni Gabusan, pusatnya semua benda kerajinan.
Jika sejumlah desa wisata kerajinan di atas membuat dan menjual produk-produk yang spesifik, lain halnya dengan Pasar Seni Gabusan. Di area seluas 4 hektare inilah kamu bisa menemukan segala jenis lini kerajinan dari 400-an pengrajin, mulai dari kerajinan batik, gerabah, kulit, terakota, kayu, bambu, sampai logam.
Setiap jenis produk sudah dikelompokkan berdasarkan blok dan losnya. Jadi, kamu gak perlu capek-capek mampir ke setiap desa wisata untuk melihat-lihat produk yang dibuat. Tapi, mungkin kamu bakal bingung mau beli apa karena ada begitu banyak pilihan di tempat ini.
10. Jika kamu ingin membawa kehidupan – dalam artian sebenarnya – sepulang dari Jogja, mampir saja membeli binatang di PASTY.
Inilah uniknya Jogja. Kota ini gak hanya jadi surga belanja bagi pemburu benda fashion dan souvenir unik, tapi juga bagi mereka yang menginginkan makhluk hidup untuk dipelihara. Datang aja ke PASTY, Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta yang terletak di Jalan Raya Bantul KM 1, Dongkelan.
Saat menyusuri los-los PASTY, kamu akan merasakan suasana pasar yang mirip kebun binatang, karena penuh dengan aneka satwa yang diperjualbelikan. Ada berbagai jenis burung, anjing, kucing, unggas, reptil, serta ikan hias. Kamu juga bisa dengan mudah menemukan aneka kandang dan makanan buat peliharaanmu.
11. Dan jika mau tahu kenapa para mahasiswa Jogja betah menetap di kota ini, berburulah buku-buku langka di Shopping.
Ini dia surga wisata belanja yang wajib kamu datangi saat berkunjung ke Jogja. Pasar tumpah Sunday Morning ini buka setiap hari Minggu di kawasan Lembah UGM, tepatnya di Jalan Olahraga – Jalan Notonagoro, Bulaksumur, Yogyakarta. Di sepanjang ruas jalan ini, para pedagang menggelar lapaknya dengan berbagai jenis barang kebutuhan sehari-hari, mulai dari pakaian, sepatu, tas, aksesoris, sampai pernak-pernik untuk mempercantik kamarmu.
Setelah puas berbelanja, kamu juga bisa mengisi perut dengan aneka menu kuliner yang tersedia di sini. Hmm, belanjaan dapat, kenyangnya dapat, tinggal jodoh aja nih yang belum dapat.
Dengan sejumlah kawasan belanja dan mal-mal yang tersebar di seantero kota, gak muluk-muluk kalau Jogja disebut sebagai surganya wisata belanja. Jadi, kamu pengen belanja apa nih? Yuk, ke Jogja aja!