Puro Pakualaman Yogyakarta tak hanya menggelar Siraman Pusaka Dalem pada saat menyambut tahun baru Jawa, 1 Sura.
Menjelang awal 1 Sura (Kamis, 21/9/17) Puro Pakualamanmenggelar pagelaran Wayang Kulit, MR Sestro Dirjo, Panitia tradisi Siraman Pusaka Dalem menjelaskan, lakon Durna Tundhung atau Durna yang Terusir dibawakan dalam pementasan wayang di Puro Pakualaman.
Ki Radya Harsana didaulat sebagai dalang untuk memainkan lakon tersebut.
Diceritakan dalam cerita Durna Tundhung, bagaimana Durna yang jabatannya sebagai penasihat raja bisa terusir dari istana.
“Harapan mengangkat lakon ini adalah bagaimana masing masing ego merefleksikan diri atas kekurangan masing-masing,” terang MR Sestro Dirjo.
Lanjut pria yang memiliki nama asli Rismawan ini, tak selamanya jabatan yang dimiliki bakal kekal lantaran hanya bersifat sementara.
Dalam kisah ini, salah satu perilaku Durna yang mengawini kuda hingga akhirnya memiliki anak bernama Aswatama.
Pagelaran wayang ini digelar untuk meramaikan hajatan menjalankan tradisi Mubeng Beteng Puro Pakualaman, seperti halnya Mubeng Beteng di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Pagelaran wayang kulit ini mengambil tempat di kediaman pribadi Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Paduka Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam X.