Cuaca ekstrim yang terjadi di DIY dan sejumlah wilayah lain di Indonesia, diperkirakan masih akan berlangsung hingga 3 Februari 2018.
Masyarakat pesisir yang berada di sejumlah wilayah perairan juga diminta untuk waspada, terhadap potensi tinggi gelombang laut.
Prof Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat menggelar siaran pers menjelaskan, kondisi cuaca seperti ini terjadi karena adanya pergerakan masa udara dingin, dari daratan Asia yang masih aktif.
Berita Terkait: Hujan Angin Merata di Seluruh Kabupaten
Beberapa bulan ini jelasnya, matahari masih berada di belahan bumi selatan, sehingga temperatur daerah di sekitarnya menjadi lebih tinggi, dibanding saat matahari ada di belahan bumi utara.
Kondisi itu menyebabkan terjadinya tekanan udara rendah di Samudera Hindia, yang mengakibatkan aliran udara dingin dari arah bumi belahan utara.
“Tepatnya dari daratan Asia, termasuk juga dari Samudera Pasifik terutama di sekitar Filipina atau bagian utara barat Samudera Pasifik serta, juga aliran udara dingin dari Samudera Hindia,” kata Dwikorita.
Semua aliran udara dingin itu menuju ke belahan bumi selatan, yakni ke arah Australia.
Akibatnya, beberapa wilayah Indonesia terutama bagian barat dan selatan akan terlewati udara dingin, sehingga memicu terjadinya angin dengan kecepatan yang tinggi.
Beberapa daerah di Indonesia diperkirakan akan terjadi angin kencang.
“Pengumuman ini sebagai peringatan dini agar semua pihak atau masyarakat yang ada di wilayah tersebut untuk mengantisipasi dan mewaspadai,” tegasnya.
