Wow! Jogja Punya Grhatama Pustaka, Perpustakaan Terbesar Se Asia Tenggara!


Gambar terkait

Pembangunan perpustakaan sebenarnya sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu, namun resmi di buka pada tanggal 21 Desember 2015 oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X dan resmi beroperasi untuk umum tanggal 4 Januari 2016.

Nama Grhatama Pustaka sendiri adalah nama yang dipilih oleh Sri Sultan HB X yang artinya tempat untuk belajar. Dengan arti nama tersebut diharapkan perpustakaan ini dapat mengakomodir fungsi perpustakaan sebagai institusi yang mampu memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi bagi masyarakat luas.

Grhatama Pustaka ini dibangun di atas lahan seluas 2,4 hektare dengan luas bangunan 9000 meter persegi, pembangunan gedung perpustakaan menelan dana Rp 72, 5 miliar yang diambil dari APBD DIY. Gedung perpustakaan ini terdiri dari tiga lantai

Terdapat empat menara kokoh yang menjulang ke langit, perlambang dari kesempurnaan hidup berupa prakoso (sehat), agung (baik), wulung (berbuat kebaikan untuk sesama) dan waligi (menjaga martabat). Ornamen yang menghiasi di dalamnya pun bertuliskan huruf jawa. Dan apabila dilihat dari atas, bangunan perpustakaan akan terlihat seperti kincir angin.

Perpusda tersebut untuk mewujudkan visi dan misi Yogyakarta sebagai Kota Pelajar sekaligus Kota Pariwisata.

Sebagai perpustakaan termegah dan terbesar se Asia Tenggara, sudah pasti fasilitas yang ditawarkan juga sangat banyak. Mulai dari lobi di depan yang besar, kursi-kursi nyaman yang diletakkan di tempat-tempat santai, mushola dan toilet yang bersih. Untuk ruang perpustakaan dibagi menjadi beberapa ruang, yakni koleksi umum, khusus anak-anak, dan ruangan audiovisual.

Via: Brilio.net

Ruangan pustaka sangat lega ditambah dengan sofa baca yang nyaman sangat memanjakan pengunjung. Koneksi free internet dan 13 gazebo serta taman berumput bisa dimanfaatkan untuk membaca atau aktivitas luar ruangan. Bahkan di taksir gedung dapat menampung 2.000 pengunjung.

Yang menarik disini, ada ruangan bioskop 6D yang memiliki 12 seat (tempat duduk) dan akan memutar film-film pendek berdurasi 5-15 menit. Rencananya akan ada empat film yang diputar setiap harinya. Ke depan, bioskop ini berbayar, karena ingin memberikan pemasukan bagi pemerintah setempat.

Hasil gambar untuk ruang anakperpustakaan grhatama
Area Anak di Perpustakaan Grahatama Pustaka Yogyakarta. Via: nadiaameliastory.blogspot.co.id

Grhatama Pustaka dilengkapi dengan ruang bermain anak-anak, ruang semacam akuarium yang berisi ikan dan reptil, ruangan diskusi, ruangan digital dengan 20 komputer, serta ruangan khusus tuna netra yang berisi sejumlah komputer bersuara, di samping beberapa koleksi buku braille yang kini sudah bisa diakses.

Perpustakaan diklaim memiliki koleksi buku-buku langka dan naskah kuno serta lembar negara (staatsblat). Ada koleksi 260 ribu eksemplar buku dari 180 ribu judul buku. Juga ada sekitar 7.500 koleksi kuno yang langka.

Hasil gambar untuk koleksi kuno perpustakaan grhatama
Koleksi Naskah Kuno di Perpustakaan Grhatama. Via: pustakawanjogja.blogspot.co.id

Sebelum masuk ke ruang perpustakaan, terlebih dahulu meminjam kunci loker di loket depan untuk menyimpan tas karena kita tidak diperkenankan membawa tas ke dalam ruang-ruang buku atau arsip. Bagi yang ingin membaca, diskusi, atau akses free internet bisa langsung masuk saja. Sedangkan yang ingin meminjam buku, terlebih dahulu membuat kartu anggota. Semua ruangan arsip dan buku ber AC dan beralaskan karpet, sehingga kita harus melepas alas kaki dan menyimpannya dalam kantong yang sudah disediakan.

Lokasi Perpusda yang cenderung berada di daerah selatan merupakan salah satu strategi pemerintah untuk melakukan pemerataan fasilitas pendidikan bagi masyarakat umum. Grhatama Pustaka berlokasi di Jalan Janti No 1 Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta.

Perpustakaan ini punya jam operasional yang panjang. Untuk weekdays bahkan beroperasi hingga pukul 22.00 dan weekend sabtu maupun minggu tetap buka hingga pukul 16.00. Liburnya hanya saat hari libur nasional.


Baca Juga:

Sejarah Kota Jogjakarta, dari Ambarketawang ke Keraton Ngayogyakarta

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *