Mengungkap Misteri 7 Keluarga di Gunung Api Purba Nglanggeran

Sejarah Gunung Api Purba

Gunung Api Purba  ini adalah gunung berapi yang aktif puluhan juta yang lalu, sekitar 60 juta tahun silam dan sekarang gunung ini dinyatakan sudah tidak aktif lagi. Gunung ini berbentuk bongkahan batu andesit raksasa membentang sekitar 800 meter dan setinggi 300 meter ini mulai banyak menarik perhatian para wisatawan. Setelah pengunjung sampai di lokasi, untuk beristirahat sudah disediakan pendopo yang berbentuk joglo.

Gunung berapi yang aktif sekitar 60 juta tahun silam ini merupakan gunung api tertua di Yogyakarta. Bentuknya yang tak lazim dikarenakan dulunya gunung api ini merupakan gunung purba dasar laut yang terangkat ke permukaan akibat letusan dahsyat.

Puncak gunung tersebut adalah Gunung Gedhe dengan ketinggian 700 meter dari permukaan laut. Untuk mencapai gunung yang dipenuhi bebatuan menjulang tinggi ini dari pusat Kota Jogja tidak terlalu jauh, hanya memakan waktu 60-90 menit saja.

Dalam perjalanan menuju puncak Timur atau Barat, Anda mungkin akan berpapasan dengan warga yang tinggal di Dusun Tlogo Mardidho yang terletak di puncak gunung purba ini.

Gunung-Api-Purba-Nglanggeran

Pegunungan Langgeran

Panorama wisata yang ditawarkan di pegunungan Nglanggeran ini meliputi Sunrise dan sunset matahari dan terbitnya bulan pada malam hari, jutaan bintang yang tersebar dilangit dapat kita nikmati pada malam hari, panjat tebing atau rock climbing yang menantang, keindahan alam berupa deretan pegunungan dan perkampungan penduduk yang menarik.

Menurut legenda, dusun tersebut hanya boleh dihuni oleh 7 kepala keluarga saja. Jika kepala keluarga yang tinggal di dusun ini kurang atau lebih maka akan terjadi hal-hal buruk yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, jika anak-anak mereka sudah berkeluarga, maka keluarga baru tersebut harus meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.

Sejauh mata memandang yang terlihat adalah memukaunya hamparan awan di ketinggian, jajaran gunung batu dengan bentuk yang unik, perkampungan warga, serta hijaunya sawah dan ladang.

Telaga Langgeran

Di sini juga terdapat telaga yang cukup indah, Embung Nglanggeran, yang berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah kelengkeng, durian, dan rambutan di sekitarnya.

Gunung Nglanggeran ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Saat ini belum ada jalur angkutan umum yang menuju lokasi gunung ini, sehingga anda harus menggunakan kendaraan sendiri maupun menyewa kendaraan. Sedangkan jalur untuk menuju obyek ini ada dua jalur yang dapat anda pilih.

Pilihan pertama jika Anda dari arah Wonosari kemudian menuju kea rah Bunderan Sambipitu setelah sampai Dusun Bobung Anda bisa melanjutkan ke Desa Nglanggeran.

Bukit Bintang Patuk

Pilihan kedua yaitu dari arah Yogyakarta kemudian Anda bisa melalui Jl. Wonosari kemudian Bukit Bintang Patuk setelah itu ketemu Radio GCD FM dan Desa Ngoro-oro selanjutnya Anda sudah sampai di Desa Nglanggeran.

Jam Operasional sendiri buka pukul 07.00 pagi sampai dengan 11.00 malam. Sedangkan tiket masuk Anda cukup membayar sebesar Rp7.000,- saja per orangnya.

Baca juga :

Daftar 10 Perguruan Tinggi Terbaik Yogyakarta Versi Kemenristekdikti

Mau Kuliah di Jogja? Wajib Baca Artikel Tentang Jogja Ini

Menikmati Pesona Kerlip Lampu Kota di Bukit Bintang Yogyakarta

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *