Menjaga Kebersihan Lingkungan
Tergerak menjaga kebersihan lingkungan, warga Dusun Singosaren, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, Bantul menyulap saluran irigasi setempat menjadi kolam ikan. Selokan di Singosaren tersebut kini tampak indah, dan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga sekitar.
Pasalnya warga sekitar kini dapat menikmati pemandangan indah dari ribuan ikan nila tersebut. Warga yang melintas di jalan kampung, juga bisa menikmati keindahan ikan nila yang ada di selokan sepanjang 100 meter itu.
“Selokan berisi ribuan ikan nila ini berawal dari kegiatan yang bertema peduli lingkungan di Bulan Maret lalu. Dari kegiatan itu kami mengajak anak-anak membersihkan lingkungan,” kata Penggagas Sanggar Anak Zaman Singosaren, Ari Ahmad Zulfahmi ke wartawan, Selasa (5/9/2017).
Bergotong Royong
Kegiatan yang diadakan sanggar ini ternyata mendapat dukungan masyarakat Singosaren. Lalu dengan bergotong royong mereka membersihkan selokan yang melintasi kampung. Untuk menyiasati agar selokan tak lagi dijadikan tempat pembuangan sampah, oleh warga selokan itu ditaburi benih ikan nila.
Ternyata usaha warga mulai membuahkan hasil. Sebab kini warga enggan kembali membuang sampah ke selokan. Akhirnya kini warga setempat dapat menikmati keindahan selokan, dengan ribuan ikan yang ada di dalamnya.
“Agar ikan (di dalam selokan) tidak lari, kami memasang jaring dari kawat yang baru berfungsi sebagai sekat,” ucapnya.
Ari melanjutkan, benih ikan yang ditabur di selokan adalah hasil swadaya warga. Mulanya warga melepas sekitar 5.000 bibit ikan, lalu oleh pemerintah setempat ditambah 3.000 bibit ikan. Karena populasi ikan cukup banyak, pihaknya mengaku berencana mengurangi jumlah ikan nila dalam selokan.
“Rencananya populasinya mau dikurangi, ikannya nanti bisa dikonsumsi warga. Terus (di selokan) rencananya mau diganti beberapa jenis ikan lokal,” tuturnya.
Seorang warga Singosaren Haryadi mengakui, setelah selokan ditabur benih ikan nila kini lingkungan sekitar semakin bersih. Bahkan tumpukan sampah yang dulunya sering dijumpai di selokan tersebut, kini sudah jarang dijumpai lagi.
“Iya, dulu pintu air yang di selatan sering ketutup tumpukan sampah, sekarang sudah mendingan (bersih dari sampah),” terangnya.
Namun menurutnya, warga Singosaren kini dipusingkan kirimkan sampah dari hulu. Sehingga beberapa hari sekali warga harus membersihkan sampah yang tersangkut di sekat yang dipasangi mereka.
“Untuk sampah organik setelah kami ambil biasanya dikubur. Tapi yang susah itu kalau sampahnya anorganik, seperti popok bayi,” pungkasnya.