Hujan sedang hingga lebat yang mengguyur hampir semua wilayah DIY dalam dua hari terakhir dikarenakan suplai massa udara lembab dari Samudera Pasifik dan Daratan Asia serta dari Samudera Hindia yang terakumulasi di wilayah kepulauan Indonesia.
Berdasarkan hasil analisa BMKG, potensi hujan sedang hingga lebat akan kembali berpotensi muncul setelah beberapa hari kondisinya cerah berawan, potensi hujan akibat akumulasi udara lembab tersebut berpeluang muncul hingga menjelang akhir tahun 2017.
Hal ini disampaikan Kepala Kelompok Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Yogyakarta Djoko Budiyono,
Djoko menjelaskan, akibat akumulasi udara lembab tersebut, sangat intensif menjadi penyebab tingginya potensi hujan lebat di beberapa wilayah bagian di indonesia termasuk DIY.
Akibat lainnya adalah potensi angin kencang yang dapat mencapai lebih dari 20 knot (lebih dari 36 km/jam).
BMKG mencatat, periode akhir Desember hingga awal Januari adalah periode menguatnya pola angin baratan yang membawa dampak pada peningkatan hujan serta tinggi gelombang.
Sehingga perlu diwaspadai untuk peningkatan tinggi gelombang terutama di wilayah perairan selatan Jawa atau Yogya.
“BMKG menghimbau kepada masyarakat agar tetap mewaspadai potensi genangan, banjir maupun longsor bagi yang tinggal di wilayah berpotensi hujan lebat terutama di daerah rawan banjir dan longsor terutama di daerah dataran rendah, daerah cekungan, bantaran kali atau sungai, perbukitan, lereng-lereng dan pegunungan,” terang Djoko.
Selain itu BMKG juga menghimbau agar masyarakat ketika hujan lebat disertai petir untuk tidak berlindung di bawah pohon. Bagi yang melaut juga harus waspada peningkatan ketinggian gelombang laut yang lebih dari 2 meter.
Bagi masyarakat yang hendak memperoleh informasi terkini, BMKG DIY bisa membuka layanan informasi cuaca, 24 jam, yaitu melalui:
call center 0274-2880151/2;
http://www.staklim.yogya.com
follow twitter @staklimjogya
Telegram : @IklimYogya_bot
