JOGJAHOLIC.COM – Rangkaian upacara adat Ki Ageng Wonolelo bakal digelar mulai Jum’at malam tanggal 13 – 28 Oktober 2017 di Pondok Wonolelo Widodomartani Ngemplak Sleman Yogyakarta. Pembukaan ditandai dengan pengajian akbar oleh Al Ustadz H. Habib Mussofha dari Cilacap Jawa Tengah.
Pengajian akbar tersebut dimaksudkan sebagai upaya meneruskan perjuangan Ki Ageng Wonolelo sebagai ulama besar dan penyebar agama Islam
Sedangkan puncak acara yang berupa Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo akan dilangsungkan pada Jum’at Kliwon 27 Oktober 2017. Demikian dinyatakan Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman HY Aji Wulantara, SH, M.Hum, Kamis (12/10/2017).
Ketua panitia Wartono mengatakan tujuan diselenggarakannya upacara adat Saparan dan Kirab Pusaka Ki Ageng Wonolelo adalah untuk mendukung wisata budaya
di Kabupaten Sleman pada khususnya dan di DIY pada umumnya.
Selain itu, mengajak generasi muda menggali dan lebih memahami nilai-nilai seni budaya yang adiluhung dan memberikan wahana bagi pertumbuhan kesenian rakyat.
Wartono menambahkan bahwa Ki Ageng Wonolelo dengan nama asli Jumadi Geno merupakan seorang keturunan Prabu Brawijaya V sekaligus sebagai tokoh penyebar agama Islam pada masa kerajaan Mataram. Ia bermukim di Dusun Pondok Wonolelo, memiliki ilmu kebatinan yang tinggi pada masa itu.
“Karena memiliki ilmu yang tinggi, pernah diutus Raja Mataram ke Kerajaan Sriwijaya di Palembang yang saat itu membangkang terhadap Mataram. Akhirnya berhasil menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Nama Ki Ageng Wonolelo atau Jumadi Geno semakin tersohor dari waktu ke waktu sehingga semakin banyak orang yang berdatangan untuk berguru dengannya.”
Dia menambahkan sebagai seorang panutan Ki Ageng Wonolelo memiliki ilmu tinggi, Ki Ageng Wonolelo banyak mewariskan berbagai peninggalan yang berupa tapak tilas dan pusaka dan benda keramat lainnya. Pusaka, jimat dan berbagai benda keramat peninggalan Ki Ageng Wonolelo inilah yang kemudian dikirabkan setiap bulan Sapar pada setiap tahunnya. (*)
Baca Juga:
Festival Upacara Adat dan Tradisi Budaya Tahun 2017 Bentuk Masyarakat yang Memiliki Toleransi
Hari Ini, Seniman Yogya Bagong Kussudiarja Jadi Google Doodle, Ini Dia Sosoknya