Pemkab Kulonprogo mengklaim sebanyak 170 unit hunian relokasi warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) siap ditempati. Pindahan rumah bakal dilakukan secara bertahap.
Hal tersebut diungkapkan Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo usai menghadiri acara doa bersama dan selamatan bersama warga terdampak di lahan relokasi wilayah Desa Glagah, Temon, Kulonprogo, Selasa (19/9/2017). Dia mengatakan, sudah ada beberapa warga yang mulai mengurus pindahan ke hunian relokasi.
“Jadi warga sudah pindah sebelum batas waktunya habis, meski memang bertahap,” ucap Hasto.
Hasto memaparkan bangunan bisa dikatakan layak ditempati apabila sudah beratap dan berpintu serta dilengkapi dengan jaringan listrik, air, dan fasilitas MCK. Dia lalu mendorong warga terdampak segera menyelesaikan pembangunan hunian relokasi agar bisa menyusul pindah secepatnya. Dia berharap pindahan secara boyongan benar-benar bisa terlaksana maksimal paska bulan Sura berakhir.
“Tapi tetap bagi yang rumahnya sudah bisa ditempati, mulai sekarang kami minta pindah dan menempati relokasi ini,” kata Hasto.
Hasto lalu mengatakan Pemkab Kulonprogo masih berusaha merealisasikan pembangunan fasilitas sosial maupun fasilitas umum di lahan relokasi. Fasilitas itu antara lain berupa gedung sekolah, masjid, dan jalan lingkungan. Selain menggunakan kompensasi atas aset daerah yang ikut terdampak bandara, Pemkab Kulonprogo juga mengupayakan pos anggaran dari sumber lainnya.
Setidaknya sebanyak 279 KK mengikuti program relokasi yang tersebar di lima desa, yaitu Glagah, Jangkaran, Kebonrejo, Palihan, dan Janten. Beberapa waktu lalu, mereka menerima Surat Perintah Pengosongan Lahan yang dilayangkan PT Angkasa Pura I. Mereka diminta meninggalkan kawasan pembangunan bandara paling lambat pada Jumat (22/9/2017).